Anggota DPR Ini Tak Setuju TNI Berperan Penuh Berantas Terorisme

CharlesHonorisBlusukan

Pelibatan TNI dalam upaya pemberantasan terorisme menjadi perdebatan hangat dalam pembahasan Revisi Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme.

Pemerintah menginginkan adanya keterlibatan institusi pertahanan negara tersebut.

Namun, menurut Anggota Komisi I DPR Charles Honoris, pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme merupakan bentuk pengkhianatan cita-cita reformasi.

Kata dia, reformasi melahirkan banyak institusi baru termasuk melahirkan Undang-undang Anti-Terorisme dengan model penegakan hukum.

Baca juga: ( Persepsi Publik Terhadap TNI Jadi Taruhan )

“Kalau kita melenceng, kita bergeser dari penegakan hukum, maka kita mengkhianati amanat reformasi itu sendiri,” ujarnya di Jakarta, Kamis (1/6).

Menurut Charles alasannya jelas jika dilihat dari tugas pokok dan fungsinya. Anggota TNI itu dilatih dan dididik untuk perang serta pertahanan negara.

“Sedangkan, untuk penegakan hukum dilakukan pihak kepolisian, Densus 88,  oleh pihak penegakan hukum,” sebut dia.

Untuk itu, dia mengatakan agak lucu jikalau nantinya prajurit TNI dijadikan penyidik, kemudian melakukan penangkapan dan melakukan penyidikan terhadap terduga teroris. “Karena ini akan menjadi suatu kecacatan hukum ya,” tegas politikus PDIP itu.

Di samping itu, Charles melihat pernyataan Presiden Joko Widodo yang ingin melibatkan TNI dalam pemberantasan terorisme di RUU Terorisme banyak disalahartikan. Dia berpendapat, presiden ingin TNI dilibatkan dalam berantas teroris secara terbatas.

“Karena sebagai panglima tertinggi, saya yakin presiden memahami terkait aturan UU terkait dengan tupoksi TNI. Jadi menurut saya, statemen Jokowi tentang pelibatan TNI lebih banyak disalahartikan,” tutur legislator asal Jakarta itu.

Mengacu pada Undang-undang TNI Nomor 34 Tahun 2004, institusi itu bisa dilibatkan dalam upaya pemberantasan terorisme atas dasar keputusan politik. Artinya, TNI sifatnya memberi bantuan.

“Maksudnya bisa saja asalkan ada permintaan dari penegak hukum, kepolisian. Maka TNI bisa saja terlibat pemberantasan terorisme,” pungkas Charles.

Sumber : jawapos

Hadapi Ormas Anti Pancasila, Soliditas TNI-Polri Diapresiasi

CharlesHonorisBlusukan

Pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang mengatakan bahwa TNI siap menghadapi ormas anti Pancasila mendapatkan apresiasi.

Statement yang sudah kami tunggu sejak lama akhirnya disampaikan secara tegas oleh Panglima TNI,” kata anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1).

( Baca : Anggota DPR Dukung KSAU Baru Remajakan Pesawat )

Menurut politisi PDIP itu, Kebhinekaan Indonesia sedang diganggu oleh aksi-aksi ormas intoleran. Aksi-aksi mereka selama ini meresahkan publik, mengganggu ketertiban umum dan mengancam persatuan bangsa.

“Mereka berani karena mungkin merasa dibeking oleh orang-orang kuat,” ucapnya.

Ia menambahkan, statement tegas Panglima TNI mematahkan itu semua. Sebagai garda terdepan pertahanan NKRI, TNI punya kewajiban untuk melindungi NKRI dari perpecahan termasuk dalam hal ini menghadapi ormas intoleran. Polri selama ini menjadi ujung tombak penindakan aksi-aksi anarkis kelompok-kelompok anti-Pancasila.

“Sikap tegas TNI tentunya bisa mempermudah proses penegakan hukum yang dilakukan oleh kepolisian. Soliditas TNI-Polri adalah kunci membuat Indonesia aman dan menjaga stabilitas politik nasional,” katanya.

Sumber : charles-honoris.com

KSAU Baru, PDIP: Prajurit Berhak berlatih Gunakan Alutsista Terbaik

Charles Honoris PDI Perjuangan

Charles Honoris PDI Perjuangan

Penunjukkan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dianggap sudah tepat. Apalagi, dia membawa misi peremajaan alat utama sistem senjata (alutsista) di tubuh TNI AU dengan tidak lagi menerima pesawat hibah.

“Kami tentunya sependapat dengan keinginan beliau untuk tidak lagi menerima hibah tetapi melakukan peremajaan pesawat dengan pesawat baru. Kami siap mendukung realisasi misi tersebut,” ujar anggota Komisi I DPR Charles Honoris di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1).

Politikus PDIP itu mengatakan, sebagai mantan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan),  Hadi pastinya sangat memahami kondisi alutsista TNI hari ini.

Dalam dua tahun terakhir berbagai kecelakaan pesawat terbang mengharuskan TNI AU untuk segera melakukan reformasi manajemen alutsista.

Karenanya, dia berharap dengan misi tersebut, Hadi bisa meminimalisir kecelakaan pesawat TNI karena pesawat tua atau perawatan yang tidak memadai. “Prajurit kita berhak untuk berlatih dan bertempur menggunakan alutsista dengan kondisi terbaik,” tegas Charles.

Lebih jauh Charles mengatakan, pengalaman Marsekal Hadi sebagai mantan Sekretaris Militer Presiden tentunya membawa nilai tambah bagi kepemimpinannya di TNI AU. Diyakini Hadi memahami visi misi presiden terkait peningkatan kapasitas pertahanan udara RI.

“Saya berharap di bawah kepemimpinan Marsekal Hadi, TNI AU bisa meningkatkan profesionalitasnya dan juga meningkatkan kemampuan pertahanan udara kita sesuai dengan Nawacita Jokowi-JK dan Trisakti Bung Karno. Selamat bertugas Marsekal Hadi,” pungkas Charles.

Sumber : Jawapos

Kesaksian Freddy Tak Boleh Dibuang Begitu Saja

CharlesHonorisBlusukan

Kesaksian terpidana mati Freddy Budiman menyinggung soal dugaan keterlibatan oknum aparat Kepolisian dan TNI dalam peredaran narkoba.

Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengakui kesaksian ini masih berupa informasi yang belum menjadi bahan penyelidikan kepolisian. Namun dari sini ia berharap ada tindak lanjutnya.

“Dari sana tentunya kami berharap aparat penegak hukum berdasarkan informasi itu bisa melakukan penyelidikan, baik itu penegak hukum Polri, BNN, maupun POM TNI menggunakan dasar itu untuk melakukan penyelidikan, mencari barang bukti betul tidak ada kejadian seperti itu,” kata Charles di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 1 Agustus 2016.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan informasi yang diceritakan kembali oleh koordinator Kontras, Haris Azhar ini tidak bisa dibuang begitu saja.

“Cerita ini tidak bisa dipungkiri atau dibuang begitu saja, bahwa memang dari cerita ini harus bisa diselidiki,” ujar Charles.

Apabila kemudian setelah investigasi diketahui nama-nama aparat yang terlibat, maka kata Charles, mereka semua harus diproses dengan tegas. Termasuk diancam sanksi pemecatan.

“Apabila dalam hasil investigasi, penyelidikan dan penyidikan ada aparat TNI yang terlibat, ya harus segera diproses dan dipecat, karena ya ini sesuatu yang memalukan negara, aparat negara terlibat dalam tindak pidana kriminal,” kata dia.

Sumber : VIVA

Penyerangan Barak Brimob di Batam, Tingkatkan Kesejahteraan Salah satu Cara Meredam Konflik TNI dan Polri

Charles Honoris

Charles Honoris Komisi 1 DPR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris menyayangkan bentrok yang kembali terjadi antara TNI dengan Brimob di Batam.

“Terjadinya insiden kekerasan antara oknum anggota TNI dan oknum anggota Polri di Batam sangat disayangkan. Insiden serupa tidak boleh lagi terjadi karena menodai kepercayaan rakyat terhadap institusi-institusi yang seharusnya menjamin pertahanan dan keamanan negara,” ujar Charles, Kamis (20/11/2014),.

“Terjadinya konflik seperti di Batam ini menurut hemat saya berkaitan dengan kesejahteraan anggota-anggota TNI dan Polri yang kurang memadai. Untuk itu, kami akan terus mendorong peningkatan anggaran demi terpenuhinya kesejahteraan personil TNI/Polri,” tambahnya.

Charles kemudian mengapresiasi langkah- langkah yang diambil oleh pejabat terkait dalam meredam konflik ini berkepanjangan. Baik Wagub Kepulauan Riau, Kapolda dan Pangdam yang sudah turun langsung ke lapngan untuk mengupayakan penyelesaian masalah tersebut.

Berikut kronologis bentrok dan baku tembak antara Brimob dan Yonif 134 Tuah Sakti di Mako Brimob Polda Kepri, Tembesi, Batam, Rabu (19/11/2014) versi intel Korem dan pengamatan Tribun Batam (Tribunnews.com Network) di lapangan.

– Rabu pagi, dua anggota Brimobda Polda Kepri, Bripda Simanjuntak dan Bripda Solas melintas menggunakan sepeda dan saling beradu pandang. Kedua anggota Brimob tersebut datang lagi kepada kedua anggota 134/TS sambil berkata “Apa kau lihat-lihat, mau main lagi kita?”

– Praka Nuryanto menjawab “Kalo mau main jangan disini, malu kita dilihat orang sipil”. Kemudian kedua anggota Brimob pergi, dan Pratu Nuryanto menelpon Bripka Agus (ResmoB-) untuk datang ke TKP karena ada masalah dengan anggota Brimob.

– Pukul 10.20 WIB Bripka Simanjuntak datang lagi dengan membawa 4 orang kawannya yakni Bripda Silaban, Bripda Silalahi, Bripda Siahaan dan Bripda Hakim dengan membawa sangkur. Namun tidak lama datang Bripka Agus (ResmoB-) dan anggota Provost Bromob Brigadir Made sehingga 5 orang anggota Brimob yang hendak berkelahi bubar.

– Selanjutnya Bripka Agus dan anggota Provost Brimob berusaha menyelesaikan masalah dengan memberikan pengertian kepada kedua orang anggota 134/TS agar bisa menahan diri.

– Pukul 10.30 WIB berdatangan anggota Yonif 134/TS sekitar 30 orang ke TKP yang tidak terima perlakuan anggota Brimob.

– Pukul 10.40 WIB Danrem dan Dandim tiba di Mako Brimob untuk menenangkan anggota Yonif 134/TS dan memerintahkan agar anggota 134/TS kembali ke Barak dan anggota Brimob tidak ada yang keluar dari Mako Brimob.

– Sebelum bubar anggota 134/TS sempat melakukan pengrusakan di Barak Teratai yang difungsikan sebagai Poliklinik, yaitu kaca depan dan belakang pecah serta 19 unit SPM di rusak dan digulingkan.

– Danrem 033/WP Brigjen TNI Eko Margiyono, Wagub Kepri Soerya Respationo, dan Kasat Brimob melakukan koordinasi dan konferensi pers di Mako Brimob.

– Pukul 15.30 WIB, muncul informasi 30 anggota Yonif 134/TS keluar seraya membawa 10 senjata dari gudang senjata di Markas Yonif yang mereka bobol.

– Danrem langsung meninggalkan Mako Brimob menuju Mako Yonif 134/TS yang berjarak sektiar 3 km. Mako Brimob langsung siaga satu.

– Keluarga anggota Brimob di barak Mako Brimob langsung dievakuasi dan Wagub Kepri beserta wartawan dievakuasi di salah satu ruangan di Mako Brimob.

– Sekitar pukul 17.00 WIB, terdengar rentetan tembakan dari bukit belakang Mako Brimob.

– Beberapa menit sebelum salat Magrib, suara tembakan sempat berhenti.

– Selepas Magrib atau sekitar pukul 18.30 WIB suara tembakan kembali terdengar hingga sekitar pukul 22.30 WIB.

– Sekitar pukul 23.00 WIB, Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Winson Simanjuntak datang dan menyerukan anggota Yonif yang berada di luar kembali ke batalyon. Suara tembakan mulai mereda.

– Sekitar pukul 23.30 WIB, Wagub Kepri Soerya Respationo berhasil dievakuasi keluar Mako Brimob mengenakan rompi anti peluru dan diangkut kendaraan barakuda.

– Tak lama berselang, empat wartawan dan staf Pemprov Kepri juga berhasil dievakuasi keluar Mako Brimob.

– Dari pukul 00.00 WIB, Kamis (20/11/2014), situasi di Mako Brimob aman terkendali.

Sumber: Tribunnews
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/11/20/tingkatkan-kesejahteraan-salah-satu-cara-meredam-konflik-tni-dan-polri

————————————————

Artikel CH – Rumah Kontituen Charles Honoris